TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENYULUH AGAMA KRISTEN
(Oleh Pdt. Fortunate S. Siagian, STh, dalam Kegiatan Pembinaan Penyuluh Agama Kristen
Se-Kabupaten Tapanuli Selatan, 25 Agustus 2010)
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan diatas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
(Matius 5: 14-16)
Pendahuluan
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2010, bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaannya yang ke-65 dari penjajahan bangsa asing. Kemerdekaan itu bukan buah perjuangan sekelompok orang atau golongan yang mayoritas, melainkan buah dari perjuangan seluruh rakyat Indonesia, termasuk warga Negara Indonesia yang beragama Kristen.
Orang Kristen memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu: memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk perwujudan cita-cita kemerdekaan ini, orang Kristen harus aktif dan kreatif di dalam kehidupannya sehari-hari di mana pun ia berada.
Sah-sah saja jika timbul pertanyaan dari banyak orang Kristen di Indonesia dengan melihat realita sosial yang terjadi akhir-akhir ini, seperti penutupan gerjeja dan pelarangan ibadah bagi umat Kristen di beberapa daerah di Indonesia. Apa yang dapat kami lakukan untuk bangsa ini? Beribadah saja sudah di larang, apalagi mendirikan gereja? Apa jeritan dan tangisan orang Kristen akan didengarkan oleh pemimpin bangsa ini? Mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang dapat diungkapkan oleh orang Kristen di bumi persada ini dengan melihat berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi di nusantara ini, khususnya yang dialami oleh umat Kristen.
Hendaknya orang Kristen tidak dengan mudah memberi jawaban dan kesimpulan akan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh orang Kristen di negara ini. Masalah itu bukan saja masalah orang Kristen Indonesia saja, namun masalah itu menjadi masalah bangsa dan negara Indonesia. Orang Kristen harus mampu memahami dan memaknai setiap peristiwa yang terjadi di dalam hidup dan kehidupannya. Oleh sebab itu, orang Kristen butuh penyuluhan setiap saat. Agar orang Kristen tetap bergairah untuk mengikut dan meneladani Yesus Kristus dalam kehidupannya.
Penyuluhan yang dilakukan bagi orang Kristen bukan saja hanya di bidang keagamaan (kerohanian) tetapi juga meliputi aspek kehidupan jasmani, misalnya di bidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi dan budaya. Oleh karena itu, penyuluh adalah orang yang tangguh dalam hidup rohani dan jasmani. Penyuluh terpanggil menjadi teladan yang mampu membangkitkan gairah banyak orang untuk berbuat baik.
Pemahaman Tentang Penyuluh Agama
Kata “penyuluh” berasal dari kata “suluh” yang artinya ‘barang yang dipakai untuk menerangi, seperti obor. Dan penyuluh diartikan sebagai pemberi penerangan, penunjuk jalan, pengintai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, Jkt, 2008, hl.1386). Dalam bahasa Inggris kata “suluh” di terjemahkan dengan kata “to light”; to instruct” dan kata “penyuluh” diterjemahkan dengan kata “instructor”; “informan”; atau “counselor” (Wahyu Untara, Kamus Inggris Indonesia Indonesia Inggris, Kawah Media, Jakarta, 2010, hlm. 580).
Dari pengertian di atas bahwa penyuluh dapat diartikan sebagai orang yang memberikan penerangan, penjelasan dan yang dapat mengarahkan orang banyak ke dalam situasi yang aman dan damai. Harus digarisbawahi bahwa penyuluh bukan hanya sekedar pemberi informasi (informan), pengarah (instructor), tetapi penyuluh adalah orang yang bergerak di lapangan untuk melakukan pendampingan atau pembinaan kepada banyak orang. Penyuluh membawa keluar jiwa-jiwa yang jatuh dalam kegelapan, dan mengangkat mereka ke dalam hidup yang penuh dengan cahaya kasih.
Oleh sebab itu, penyuluh harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Penyuluh juga harus lebih peka terhadap situasi dan peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan bangsa dan negara. Sehingga informasi yang diberikan penyuluh adalah objektif, bukan sebagai isu yang dapat memprovokasi banyak orang. Dengan demikian penyuluh juga dapat diartikan sebagai pemersatu.
Orang-orang yang diangkat sebagai penyuluh oleh berbagai instansi/lembaga pemerintah dan swasta, khususnya penyuluh yang ada dalam kementerian agama harus menyadari bahwa dirinya adalah pembina/pengarah/pemersatu bagi masyarakat. Oleh karena itu, setiap penyuluh harus berusaha keras untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dengan banyak membaca. Maka untuk itu penyuluh wajib memiliki kualifikasi pendidikan yang standard.
Lembaga pemerintah dan swasta, seperti lembaga kementerian agama yang mengangkat penyuluh bagi masyarakat wajib memperlengkapinya dengan buku-buku teologi dan non-teologi, pelatihan-pelatihan kepemimpinan/management, pemahaman tentang konteks, informasi yang aktual di bidang hukum, ekonomi, sosial, politik, dari sudut pandang agama dan sudut pandang kebijakan pemerintah.
Tidak boleh dipungkiri lagi bahwa pada zaman ini, ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) yang semakin canggih membawa dampak yang positf dan negatif dalam kehidupan masyarakat. Itu sebabnya, setiap penyuluh harus mengenal sisi negatif dan sisi positif dari kemajuan Iptek tersebut. Salah satu dampak positif dari kemajuan Iptek adalah masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi dibelahan bumi ini dari berbagai media, seperti media cetak dan media elektronik (televisi, radio, internet). Semua media ini dapat dipergunakan penyuluh untuk penyuluhan masyarakat. Dengan demikian penyuluh dituntut untuk memahami Ilmu Tekhnologi (IT).
Peranan Penyuluh Agama Kristen
Menurut Keputusan Menteri Agama RI No. 164, Tahun 1996, penyuluh agama adalah pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan yang maha Esa. Maka penyuluh agama Kristen adalah pembimbing umat Kristen dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha esa.
Sesuai dengan keputusan Menteri agama tersebut, penyuluh agama memiliki peranan yang sangat strategis untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Republik Indonesia ini yaitu mewujudkan kesejahteraan umum, mencercedaskan kehidupan bangsa dan melakukan ketertiban dunia. Maka dengan itu, ada beberapa peranan penyuluh agama Kristen di dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negera, yaitu
1. Pendidik
Penyuluh agama Kristen adalah sebagai guru atau pendidik yang mengajar dan membina hidup rohani orang Kristen. Sebagai pendidik, penyuluh agama memiliki pengetahuan yang cukup tentang isi iman Kristen. Ia harus mengenal dan mendalami isi Alkitab. Agar ia mampu membawa orang banyak keluar dari kebodohan dan kedangkalan iman. Sebagaimana yang dibebankan Yesus kepada murid-muridNya dalam Matius 28: 19-20; “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa menjadi muridKu………dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu”.
2. Pemimpin
Dalam bahasa Inggris pemimpin diterjemahkan dengan kata “leader” yang artinya seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti jejak atau langkahnya. maka kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain untuk bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut (Soerjono Soekanto, Sosiologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hl. 318). Sebagai pemimpin, penyuluh agama Kristen harus mampu menjadi teladan yang memancarkan terang cahaya kasih Kristus dalam seluruh hidup pribadinya. Dengan terang cahaya Kasih itu, penyuluh agama akan mampu menuntun orang banyak untuk memiliki sikap jujur dan perbuatan baik.
3. Gembala
Sebagai seorang gembala, penyuluh agama Kristen harus memiliki sikap yang mau berkorban dan yang merindukan keutuhan umat. Penyuluh agama Kristen harus meneladani Yesus Kristus yang rela berkorban untuk pembebasan umat manusia. Dalam Yohanes 10: 11, dengan tegas Yesus mengatakan: “Akulah gembala yang baik”. Yesus juga berkata kepada Petrus dalam Yohanes 21: 15-17: “gembalakanlah domba-dombaKu”. Demikian Petrus juga berkata kepada para penatua dalam 1 Petrus 5: 2 “gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padaMu, jangan dengan dipaksa tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri”. Demikian penyuluh agama Kristen dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya harus lebih mengutamakan kesejahteraan dan keutuhan umat, bukan kepentingan pribadi.
4. Transformator
Modrenasasi telah menciptakan perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat. Modernisasi tersebut mempengaruhi nilai-nilai kebudayan dan keagamaan manusia. Sehingga modernisasi dapat menciptakan disintegrasi dalam kehidupan masyarakat, dan kehancuran alam. Manusia akan semakin egois, yang tidak respect lagi kepada sesamanya dan juga melakukan eksploitasi secara besar-besaran terhadap alam semesta. Pada zaman modern ini dibutuhkan Transformator yang membawa pembaharuan dalam kehidupan masyarakat. Franz Magnis Suseno dalam bukunya yang berjudul Beriman dalam Masyarakat mengatakan tranformasi social yang didasarkan nilai spritualitas kristiani memunculkan tiga paham, yaitu: 1) Martabat manusia sebagai pesona; 2) Solidaritas; 3) Sikap berpihak kepada kaum miskin (Kanisius, Yogyakarta, 1993, hl. 119). Oleh karena itu, penyuluh agama Kristen harus mampu menjadi tokoh transformasi di dalam kehidupan masyarakat. Dengan iman kristiani (spritualitas kristiani) dari pada penyuluh agama Kristen akan membina umat untuk menghargai sesamanya, peka terhadap penderitaan orang lain dan mendahulukan kaum papa dan miskin.
Tugas dan Tanggung Jawab Penyuluh Agama Kristen
Dengan membaca peranan-peranan di atas penyuluh agama Kristen mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sungguh besar. Ada pun tugas dan tanggung jawab penyuluh agama Kristen adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan Semua Bangsa menjadi Murid Yesus
Arti dari pada Kristen adalah pengikut Yesus Kristus. Tugas panggilan orang Kristen adalah memberitakan, mewartakan injil kepada semua bangsa (marturia=bersaksi). Pewartaan injil bukan hanya dengan khotbah, tetapi juga dengan perbuatan. Sebagaimana yang disebut dalam Matisus 5: 16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Tuhan Yesus disini tidak menekankan pemberitaan injil dengan kata-kata kepada muridNya. Namun Yesus lebih menekankan perbuatan-perbuatan baik daripada murid-murid Yesus. Pemberitaan injil dengan perkataan (kesaksian) sama artinya dengan pemberitaan injil lewat perbuatan. Seperti pendapat Prof. W. Micahelis yang dikutip oleh J.J. Heer dalam buku Tafsiran Alkitab Injil Matius, dikatakan “praktek orang Kristen adalah hal yang meyakinkan orang lain” (BPK-Gunung Mulia, Jakarta, 1999, hl. 76).
Satu hal yang perlu diketahui oleh seluruh umat Kristen, bahwa pewartaan injil tidak sama dengan mengkristenkan orang lain. Pewartaan injil adalah memberi terang kepada orang lain. Oleh karena itu, menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus tidak sama dengan mengkristenkan bangsa-bangsa. Pengertian menjadikan murid Yesus adalah mengajak dan menuntun orang lain supaya taat dan mau memuliakan Tuhan Yang Maha Esa.
Tugas dan tanggung jawab penyuluh agama Kristen adalah membina atau membina umat agar hidup dalam ketaatan kepada Allah. Jadi pengajaran yang diberikan oleh penyuluh agama Kristen kepada semua umat merupakan motivasi dan arahan. Dengan kata lain, penyuluh agama Kristen bertugas untuk memampukan umat Kristen menjadi saksi-saksi Kristus atau duta-duta Kristus.
Orang Kristen yang taat kepada Allah akan mengkomunikasi Injil dalam kehidupannya sehari-hari di tengah keluarganya, masyarakat dan bangsanya. Victor I. Tanja dalam bukunya yang berjudul Spritualitas, Pluralitas dan Pembangunan di Indonesia menggunakan istilah “pempribumian iman kristiani” di tengah umat yang lain (BPK-Gunung Mulia; Jakarta, 1996, hl. 142-143). Artinya umat Kristen mampu membahasakan injil atau iman kristianinya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh umat yang lain, tanpa melemahkan atau mengurangi kebenaran iman kristiani itu sendiri.
2. Menjadikan orang Kristen sebagai Pelayan dalam Pembangunan Bangsa dan Negara
Penyuluh agama Kristen bertugas dan bertanggunggung jawab untuk melibatkan orang Kristen dalam pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, penyuluh agama Kristen harus mampu menjelaskan bahwa nilai-nilai pancasila tidak bertentangan dengan Misi Allah. Seperti pendapat Franz Magnis Susesno yang mengatakan bahwa orang Kristen menerima pancasila. Karena nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila sesuai dengan iman Kristen. Pancasila menekankan ketaatan kepada Allah dan kebersamaan hidup dengan orang lain. Demikian juga Allah menghendaki orang Kristen dan umat beragama lain taat kepada Allah dan mampu hidup berdampingan dengan orang lain. Artinya, orang Kristen memahami Pancasila sebagai wahana usaha pembangunan masyarakat di mana martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan dan sebagai Anak Allah dihormati (Beriman dalam Masyarakat, op.cit, hl. 131).
Pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh agama Kristen merupakan penyadaran bagi orang Kristen, bahwa mereka adalah “hamba Allah” (Ibrani: ebed jahweh; Yunani: doulos) yang diutus untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara. Yeremia sebagai Nabi atau penyuluh berkata dalam suratnya kepada umat Israel yang mengalami penderitaan: “usahakanlah kesejahteraan kota ke mana Aku buang, dan berdoa untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yeremia 29: 7).
Orang Kristen adalah umat Allah yang diterangi oleh FirmanNya akan mengimplementasikan iman kristianinya dalam tindakan nyata (praxis). Orang Kristen senantiasa menyalurkan kasih kepada sesamanya dan lingkungan sekitarnya, dengan ikut berjuang bersama orang lain menciptakan kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan berkeadilan. Kasih kepada sesama merupakan tindakan pemanusian manusia. Artinya, sikap dan hidup orang Kristen itu selalu memancarkan cahaya yang menghargai dan menghormati hak orang lain. Weinata Sairin mengatakan dalam tulisannya yang berjudul Peran Strategis penyuluh Agama Kristen (Suara Pembaruan Daily, Jakarta, 16 Februari 2006) bahwa melalui pelayanan penyuluh agama Kristen, kedewasaan rohani orang Kristen dibangun, agar orang Kristen mampu hidup ditengah arus perubahan dengan tetap berpegang kepada iman kristianinya. Orang Kristen yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki beberapa hal: Pertama, Mampu mempertanggungjawabkan pengharapannya (1 Petrus 3: 15). Kedua, berupaya mewujudkan karakter sebagai manusia baru (2 Korintus 5: 17; Kolose 3: 5-17). Ketiga, memiliki kedewasaan penuh (Efesus 4: 13).
Kesimpulan
1. Konteks masyarakat Indonesia berada dalam konteks kemajemukan (pluralis) agama, budaya, ras dan golongan. Penyuluh agama Kristen wajib memahami kemajemukan masyarakat Indonesia ini. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, penyuluh agama Kristen menjungjung tinggi nilai bhineka tunggal eka (kesatuan dalam kepelbagaian). Sehingga pelayanan yang dilakukan oleh penyuluh agama Kristen merupakan upaya peningkatan kerukunan hidup umat beragama dan kerukunan hidup masyarakat yang majemuk.
2. Ajaran agama Kristen yang utama adalah metaati Allah dan mengasihi sesama (Matius 22:37-40).
3. Hidup orang Kristen yang mencerminkan ketaatan kepada Allah dan kasih kepada sesama merupakan upaya mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara.
Kepustakaan
1. _____________ Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, Jakarta, 2008
2. J.J. Heer Tafsiran Alkitab Injil Matius, BPK-Gunung Mulia, Jakarta, 1999
3. Franz Magnis Suseno, Beriman dalam Masyarakat, Kanisius, Yogyakarta, 1993
4. Victor I. Tanja, Spritualitas, Pluralitas dan Pembangunan di Indonesia, BPK-Gunung
Mulia, Jakarta, 1996
5. Wahyu Untara, Kamus Inggris Indonesia Indonesia Inggris, Kawah Media, Jakarta, 2010
6. Weinata Sairin, Peran Strategis penyuluh Agama Kristen, Suara Pembaruan Daily, Jakarta, 16
Februari 2006