Sabtu, 31 Maret 2012


Mengikut Yesus Dalam Era Informasi
(Lukas 9:22-27)

Teknologi informasi selalu menyuguhkan hal-hal yang serba cepat (instan). Misalya di bidang pekerjaan, materi atau uang. Teknologi informasi menawarkan bisnis online”, yang di dalamya ada roh kemewahan! Demikian juga, dalam bidang peralatan atau teknologi. Teknologi informasi selalu menawarkan alat-alat yang membuat manusia tidak perlu mengeluarkan energinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Dan alat-alat itu dapat diperoleh dengan mudah,yaitu dengan mencicil (kredit).

Satu sisi dapat dikatakan; apa yang ditawarkan oleh Teknologi Informasi berdampak positif dalam kehidupan manusia. Namun kadang kala manusia tidak menyadari dampak negatif dari kemajuan teknologi itu. Jika Manusia menganalisa sesuatu yang ditawarkan teknologi informasi itu mengandung  kosumerisme (Kemewahan), Materialisme. Artinya, segala sesuatu itu dapat diperoleh seseorang, jika ia mempunyai uang atau materi!

Lalu apa kaitannya dengan nats ini? Sekali lagi, tanpa disadari teknologi informasi dapat merusak spritualitas manusia! Dalam ayat 25 dikatakan: “apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”. Sementara teknologi informasi menawarkan bagaimana seseorang itu dapat memiliki atau menguasai seluruh dunia? Jika seorang dapat menguasai seluruh dunia hidupnya tidak akan capek dan merasa enak.

Pertanyaan selanjutnya untuk memahami nas ini: Adakah jaminan  jika seseorang itu dapat memiliki seluruh dunia, ia telah berbahagia atau bersukacita? Tidak ! Sebab kebahaagiaan letaknya dalam diri (internal). Sama halnya dengan makanan: Apakah makanan enak itu sudah bergizi atau sehat? Makanan yang sehat tidak diukur dari “ rasa”. Namun makanan sehat itu ditentukan oleh “ kadar” yang terdapat dalam makanan itu.

Jika dibandingkan dengan orang tua. Orang tua  akan merasa bahagia dan bersukacita jika anaknya bisaa dibimbing menjadi orang yang berhasil. Demikian halnya dengan seorang guru. Ia akan merasa bahagia dan bersukacita jika ia dapat mendidik anak muridnya sampai lulus dengan nilai yangn baik dan memiliki karakter baik. Orang tua dan guru yang baik itu pasti mengeluarkan energy dalam mendidik anak dan muridnya. Dengan kata lain, orang tua dan guru tersebut akan mengeluarkan apa yang ada dalam dirinya untuk keberhasilan anak dan muridnya. Walaupun demikian, mereka akan merasakan kebahagiaan dan sukacita.

Dalam hal mengikut Yesus juga demikian: kita akan merasa bahagia dan bersukacita jika kita menyerahkan diri ke dalam ‘ syalom Allah” atau “ damai sejahtera Allah”. Untuk menciptakan damai sejahtera Allah itu. Sebagai  pengikut Yesus harus mampu hidup sederhana ( band. Filp. 2: 5-11) dengan cara sebagai  berikut:

1.      Menyangkal dirinya: Mengutamakan kesejahteraan banyak orang
2.      Memikul salib: menerima kenyataan hidup
3.      Mengikut Kristus : Setia pada Kristus.

Setiap pengikut Yesus yang melakukan pesanNya akan melihat dan menikmati Kerajaan Allah sebelum ia mati yaitu : kasih, keadilan, damai dan sukacita (band. Gal. 5:22-23).

Padangsidimpuan, 31 Maret 2012

Minggu, 11 Maret 2012


PERSEMBAHAN YANG BERKENAN DI HATI TUHAN
(Renungan: Lukas 21: 1-4; Epistel: 1 Korintus 1: 18-25)


Setiap persekutuan orang-orang Kristen selalu diadakan pengumpulan persembahan dalam ibadah-ibadahnya. Berbagai ibadah atau kebaktian di gereja kita (HKBP Immanuel) selalu diadakan pengumpulan persembahan, seperti Kebaktian Minggu, PA Sekolah Minggu, PA Remaja, PA Pemuda, PHD Kaum ibu dan lain-lain. Mungkin banyak dari jemaat (orang Kristen) yang kebingungan, karena tidak tahu apa arti dan makna persembahan itu! Sebab di dalam Kekristenan sekarang ini, termasuk dalam di gereja kita ada istilah. Misalnya Pelean IA, IB, II, Persembahan, Pelean bulanan/Tahunan (taon), ucapan syukur, perpuluhan, sumbangan, gugu toktok ripe dan masih banyak lagi istilah lain! Akibatnya, tidak jarang jemaat yang bersungut-sungut dalam hal memberi persembahan tersebut, dengan berkata: duit, duit, duit lagi!

Untuk siapa persembahan yang dikumpulkan umat itu? Untuk Tuhan atau Manusia? Apa Tuhan butuh sumbangan dari manusia? Mungkin ada yang berpransangka bahwa pertanyaan-pertanyaan ini “konyol” dan tidak perlu dijawab! Sebenarnya,  persembahan yang diberikan umat itu adalah untuk Tuhan! Umat meresponi doa persembahan itu, dengan menyanyikan BE HKBP 204: 2: Nasa na nilehonMi Tondi ro di pamatangku. Hosa dohot gogongki Ro di saluhut artangku. Hupasahat i tu Ho Na so unsatonku do. (Tuhan, karuniaMu, roh dan jiwaku semua. Nyawa juga hidupku, harta milikku semua. Kuserahkan padaMu, untuk selama-lamanya). Namun yang perlu diketahui, bahwa persembahan itu dipakai oleh gereja (umat) untuk pekerjaan dan pelayanan Kerajaan Tuhan di dunia ini. Artinya, persembahan itu dipergunakan untuk pemberitaan Injil atau mewartakan Kerajaan Allah dengan berbagai pelayanan yang dilakukan oleh gereja!

Nilai dan makna persembahan itu adalah bahwa:
1.   Tuhan adalah sumber hidup dan kehidupan: Persembahan itu buah dari iman
2.   Penyerahan Diri kepada Tuhan: Persembahan itu sebagai ucapan syukur akan berkat Tuhan
3.   Tanda ketaatan kepada Allah
4.   Tanda cinta kasih: Persembahan menunjukkan cinta kasih dan kerelaan berbagi untuk sesama

Dalam nats ini (Lukas 21: 1-4), Yesus memperbandingkan persembahan orang-orang kaya dengan persembahan seorang Janda Miskin. Yesus berkata: ”sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu”. Mengapa Yesus berkata demikian? Ada apa dengan persembahan janda miskin itu?  Yesus bukan melihat dari kuantitas (jumlah) yang diberikan oleh seseorang itu. Tetapi Yesus melihat Kualitas (mutu) dari seseorang itu! Dalam diri seorang janda miskin itu terdapat Pengakuan (iman) bahwa Allah sebagai sumber hidup dan kehidupan; terdapat penyerahan diri secara totalitas (sepenuhnya) kepada Allah; ada ketaatan kepada Allah, ada cinta kasih (pengorbanan).  Sementara Yesus melihat dalam diri orang-orang kaya tersebut tidak terdapat seperti yang ada dalam diri seorang janda miskin itu. Yesus melihata dalam diri orang-orang kaya tersebuat ada keangkuhan dan kesombongan.

Bahan Diskusi:
1.         Sebagai anak-anak remaja, Apa yang telah kamu persembahkan kepada Tuhan?
2.         Sebagai anak-anak remaja, apa yang kamu lakukan supaya persembahan yang kamu berikan itu berkenan kepada Tuhan?
3.         Bagaimana persembahan yang benar itu?

Padangsidimpuan, 11 Maret 2012

Pdt. Fortunate Sukses MM Siagian, STh

ANDA MAU KELUAR DARI KEKUATIRAN?
1 PETRUS 5: 7

Banyak orang yang terombang-ambing dalam perjalanan hidupnya atau lautan kekuatiran. Sebab kekuatiran itu merupakan indikasi utama kecemasan. Banyak factor  yang membuat manusia merasa kuatir dalam hidupnya; antara lain: masa depan yang tidak menentu, misalnya masalah pekerjaan; karena perubahan za,am yang begitu cepat.

Dr. Thomas Borkovec yang terkenal dengan sebutan Dr. Kuatir medefenisikan “kekuatiran merupakan serangkaian pikiran dan gambaran-gambaran yang menghasilkan perasaan-perasaan negative. Pikiran –pikiran tersebut tidak dapat terkonrol, dan berkaitan dengan suatu masalah tertentu yang tidak pasti. Biasanya, para penguatir yakin bahwa kemungkinan besar akan terjadi satu hal atau lebih bersifat negative”.

Ciri-ciri Kekuatiran:

1.   Kekuatiran berhubungan dengan masa  yang akan datang: Kekuatiran yang diakibat dari kesalahan atau perbuatan yang keliru di masa lalu.
2.   Kekuatiran merupakan suatu bentuk perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri: para penguatir merasa bahwa sesuatu masalah yang terjadi pada dirinya ada kaitan dengan orang lain, tetapi sebenarnya, itu terjadi karena pikiran-pikiran negative yang bersifat pribadi. Akibatnya para penguatir biasa merasa sendirian dan kesepian.
3.   Kegelisahan  yang terus menerus
4.   Hilangnya daya tahan atau tingkat toleransi p0enderita terhadap stress: Para penguatir tidak dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang menekan bathinnya.
5.   Para penguatir terombang-ambing oleh berbagai pikiran yang sangat mengerikan dan mereka tidak mampu menghentikan  pikiran yang kacau tersebut.

Kekuatiran dan kecemasan dalam tingkat tertentu dapat berguna dalam kehidupan setiap orang, misalnya ketika akan menghadapi ujian di sekolah. Dengan ada rasa kuatir tersebut, seseorang akan mempersiapkan dirinya dengan melakukan kesungguhan belajar dan latihan. Namun yang mau kita bahas dalam diskusi ini adalah kekuatiran yang dapat menggangu kepribadian seseoarang dan orang lain.

Sekarang, bagaimanakah keluar dari kekuatiran yang dapat melumpuhkan seseorang? Firman Tuhan berkata: “serahkanlah segala klekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5: 7). Dari nats ini, seseorang dapat keluar dari kekuatirannya dengan cara:

1.     Mengeluarkan “beban” atau “pikiran-pikiran” yang mengganggu dalam hidupnya. Hal itu dapat dilakukan dengan berdoa kepada Tuhan atau sharing kepada Tuhan.
2.     Berpikir positif atau positive thinking: memikirkan hal-hal yang indah dan benar.
3.     Pengharapan: Hidup dan dunia ini bukanlah milik kita, namun milik Allah. Seseorang yang menyadari hidup dan dunia ini bukan miliknya, ia akan hidup dalam kepasrahan kepada Tuhan. Kepasrahan tersebut menimbulkan ketekunan dan pengharapan akan pemeliharaan Tuhan.

Kolose 3:5-17
TUHAN MENGUBAHKU MENJADI MANUSIA BARU

Sesungguhnya, hati nurani manusia itu tidak pernah menginginkan hal-hak yang jahat. Sebaliknya, hati nurani manusia itu selalu menginginkan kebaikan dalam dirinya dan kepada sesamanya. Maka sangat mendengar, bahwa “bayi itu digambarkan dengan seputih Kertas atau seputih salju”! Sehingga bayi itu disebut “orang yang tidak berdosa”. Paham ini dimunculkan oleh para ahli Psikologi dan aliran Kristen yang fundamental. Mereka memahami bayi itu belum bisa membedakan hal yang baik dan yang jahat. 

Dalam pemahaman Kristen Protestan bahwa setiap orang telah diliputi oleh dosa tanpa membedakan usia seseorang (Baca dan pahami: Kejadian 3, yang sering disebut dengan dosa warisan). Akibat dari dosa itu adalah “ketakutan, rasa malu, kesusahan atau kematian”! KETIKA MANUSIA MENGHINDAR DARI AKIBAT DOSA INI! KETIKA ITU JUGA MANUSIA JATUH DALAM KESESATAN! Contohnya; ketika seseorang menghindar dari kesulitan yang dialaminya, seperti kesulitan ekonomi, maka ia akan melakukan hal-hal yang jahat seperti mencuri (korupsi), merampok, membunuh, melacurkan diri, bunuh diri, dan lain sebagainya. Ada juga orang yang menginginkan Wibawabnya tidak runtuh, mempertahankan kuasa atau jabatannya tersesat dengan dosa atau kecemaran. Sebagaimana yang dikatakan oleh  Charles Darwin dalam Teori evolusinya, “siapa yang bertahan itulah yang kuat” (survive of fittes). 

Sebagai orang Kristen yang setia mengikut Yesus Kristus hendaknya kita memahami dan mengimani bahwa Ketakutan (kekuatiran), rasa malu, kesusahan (kematian) telah Tuhan kalahkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus!

Dengan mengimani Penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus akan dunia ini maka kita akan mampu “mematikan”:
·            Segala sesuatu yang duniawi dalam diri, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, dan segala bentuk penyembahan berhala (Ayat 5)
·            Semua yang mendatangkan Murka Tuhan (Ayat 6)
·            “membuang” dari dalam diri amarah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor dan dusta atau kebohongan (Ayat 8-9)
Setiap orang yang setia mengikut dan Mengimani Yesus Kristus akan dimampukan untuk:
·            Memperbaharui diri senantiasa atau terus menerus menuju kesempurnaan dengan pengetahuan akan kebenaran Ilahi/menurut gambar Khaliknya (Ayat 10)
·            Menghilangkan pengkotak-kotakan/ Diskriminasi (Ayat 11)
·            Mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran
Pokok Diskusi:
·            Kaum Remaja disebut masa “transisi” atau “peralihan”. Dalam masa peralihan ini kaum remaja sangat gampang diombang-ambingkan oleh roh-roh dunia ini! Agar kaum remaja dalam masa peralihannya tetap mampu menjaga kesucian atau kekudusannya sebagai pengikut Yesus Kristus; apa yang harus dilakukannya dalam kehidupannya setiap hari?
·            Hal-hal apa yang dilakukan oleh remaja untuk memperbaharui hidupnya!
Padangsidimpuan, 04 Maret 2012
Pdt. Fortunate SMM Siagian, STh