Mengikut Yesus Dalam Era Informasi
(Lukas 9:22-27)
Teknologi
informasi selalu menyuguhkan hal-hal yang serba cepat (instan). Misalya di bidang
pekerjaan, materi atau uang. Teknologi informasi menawarkan bisnis online”, yang
di dalamya ada roh kemewahan! Demikian juga, dalam bidang peralatan atau teknologi.
Teknologi informasi selalu menawarkan alat-alat yang membuat manusia tidak perlu
mengeluarkan energinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Dan alat-alat itu dapat
diperoleh dengan mudah,yaitu dengan mencicil (kredit).
Satu
sisi dapat dikatakan; apa yang ditawarkan oleh Teknologi Informasi berdampak positif
dalam kehidupan manusia. Namun kadang kala manusia tidak menyadari dampak negatif
dari kemajuan teknologi itu. Jika Manusia menganalisa sesuatu yang ditawarkan teknologi
informasi itu mengandung kosumerisme (Kemewahan),
Materialisme. Artinya, segala sesuatu itu dapat diperoleh seseorang, jika ia
mempunyai uang atau materi!
Lalu
apa kaitannya dengan nats ini? Sekali lagi, tanpa disadari teknologi informasi dapat
merusak spritualitas manusia! Dalam ayat 25 dikatakan: “apa gunanya seorang memperoleh
seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”. Sementara
teknologi informasi menawarkan bagaimana seseorang itu dapat memiliki atau
menguasai seluruh dunia? Jika seorang dapat menguasai seluruh dunia hidupnya
tidak akan capek dan merasa enak.
Pertanyaan
selanjutnya untuk memahami nas ini: Adakah jaminan jika seseorang itu dapat memiliki seluruh
dunia, ia telah berbahagia atau bersukacita? Tidak ! Sebab kebahaagiaan
letaknya dalam diri (internal). Sama halnya dengan makanan: Apakah makanan enak
itu sudah bergizi atau sehat? Makanan yang sehat tidak diukur dari “ rasa”. Namun
makanan sehat itu ditentukan oleh “ kadar” yang terdapat dalam makanan itu.
Jika
dibandingkan dengan orang tua. Orang tua akan merasa bahagia dan bersukacita jika
anaknya bisaa dibimbing menjadi orang yang berhasil. Demikian halnya dengan
seorang guru. Ia akan merasa bahagia dan bersukacita jika ia dapat mendidik
anak muridnya sampai lulus dengan nilai yangn baik dan memiliki karakter baik.
Orang tua dan guru yang baik itu pasti mengeluarkan energy dalam mendidik anak
dan muridnya. Dengan kata lain, orang tua dan guru tersebut akan mengeluarkan
apa yang ada dalam dirinya untuk keberhasilan anak dan muridnya. Walaupun
demikian, mereka akan merasakan kebahagiaan dan sukacita.
Dalam
hal mengikut Yesus juga demikian: kita akan merasa bahagia dan bersukacita jika
kita menyerahkan diri ke dalam ‘ syalom Allah” atau “ damai sejahtera Allah”.
Untuk menciptakan damai sejahtera Allah itu. Sebagai pengikut Yesus harus mampu hidup sederhana (
band. Filp. 2: 5-11) dengan cara sebagai
berikut:
2. Memikul salib: menerima kenyataan hidup
3. Mengikut Kristus : Setia pada Kristus.
Setiap
pengikut Yesus yang melakukan pesanNya akan melihat dan menikmati Kerajaan
Allah sebelum ia mati yaitu : kasih, keadilan, damai dan sukacita (band. Gal.
5:22-23).
Padangsidimpuan,
31 Maret 2012