Sabtu, 21 April 2012




MENSYUKURI ANUGERAH TUHAN
(ROMA 12: 6-8; EPISTEL: MATIUS 25: 14-30)

Anugerah Tuhan pasti berbeda bagi setiap orang! Anugerah ini sering disebut dengan talenta! Namun talenta dan anugerah itu berbeda! Herman Musakabe, dalam bukunya yang berjudul: “Mengembangkan talenta Untuk Sesama” disebutkan bahwa talenta atau bakat adalah rahmat (biasa) dari Roh, sedangkan karunia (anugerah) rahmat istimewa dari Roh. Talenta diberikan sejak kelahiran secara alami, karunia diberikan sejak kelahiran baru ketika pembaptisan. Talenta merupakan anugerah yang bersifat alami, karunia merupakan anugerah rohani! Talenta lebih ditujukan untuk kesejahteraan manusia dan sesame (pengajaran, ilmu pengetahuan, kemasyarakatan, kepemimpinan, hiburan, inspirasi tingkat alami). Sedangkan anugerah/karunia lebih ditujukan untuk hal-hal yang bersifat rohani seperti pertumbuhan rohani, pelayanan rohani, perkembangan iman!

Karunia dan talenta yang berbeda-beda itu harus disyukuri oleh yang menerimanya, dan harus dapat dirasakan oleh sesama. Talenta dan karunia itu bukan untuk diri kita sendiri, tetapi juga diberikan untuk kesejahteraan sesama. Setiap anugerah yang diperoleh itu harus dapat dibagikan kepada orang lain! Harus diakui, banyak orang yang berbakat menjadi sombong, angkuh jatuh ke lembah kegelapan yang menjadikan hidupnya menjadi hancur, seperti dikalangan selebritis!

Firman Tuhan mengajak kita semua, agar mampu mesyukuri setiap talenta dan karunia yang diberikan Tuhan Kepada kita! Dengan apa kita mesyukuri? Ayat 6-8 : “karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita malakukannya dengan dengan iman kita. Jika karunia itu untuk melayani, baiklah kita melayani, jika karunia itu untuk mengajar, baiklah kita mengajar, jika karunia ituuntuk menasehati baiklah kita menasehati”. Artinya, karunia yang kita peroleh itu tidak boleh kita pendam, tetapi harus disalurkan atau dibagikan  kepada orang lain.

Nas ini lebih menekankan karunia dari pada talenta atau bakat! Namun keduanya ini tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Keduanya kita bagikan untuk kepentingan pertumbuhan dan pendewasaan iman kepada Tuhan.

Orang yang berbakat dan yang memiliki karunia itu harus mampu mempersembahkan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan. Talenta dan karunia yang dimilikinya harus dibagikan dengan jujur, iklas, rajin dan dipenuhi sukacita, bukan dengan sungut-sungut atau keterpaksaan atau melihat imbalan atau jasa. Maka dalam ayat 8b dikatakan: “Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang iklas; siapa yang member pimpinan, hendaklah ia melakukannya degan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahna, hendalaklah ia melakukannya dengan jujur”. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita terima dari Tuhan, kita berikan untuk kemuliaan Tuhan dan kesejateraan umat manusia!

Bahan Diskusi:

1.         Apakah kamu sudah mengenal talenta dan karunia yang diberikan Tuhan kepadamu?
2.         Mengapa talenta dan karunia setiap orang itu berbeda-beda?
3.         Bagaimana kamu memahami perbedaan yang ada dalam kehidupan ini?


Padangsidimpuan, 25 Maret 2012
                                                                                                Pdt. Fortunate S Siagian, STh 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar