MENSYUKURI ANUGERAH TUHAN
(ROMA 12: 6-8; EPISTEL: MATIUS 25:
14-30)
Anugerah
Tuhan pasti berbeda bagi setiap orang! Anugerah ini sering disebut dengan
talenta! Namun talenta dan anugerah itu berbeda! Herman Musakabe, dalam bukunya yang berjudul: “Mengembangkan talenta Untuk Sesama” disebutkan bahwa talenta atau bakat adalah rahmat (biasa)
dari Roh, sedangkan karunia (anugerah) rahmat istimewa dari Roh. Talenta
diberikan sejak kelahiran secara alami, karunia diberikan sejak kelahiran baru
ketika pembaptisan. Talenta merupakan anugerah yang bersifat alami, karunia
merupakan anugerah rohani! Talenta lebih ditujukan untuk kesejahteraan manusia
dan sesame (pengajaran, ilmu pengetahuan, kemasyarakatan, kepemimpinan,
hiburan, inspirasi tingkat alami). Sedangkan anugerah/karunia lebih ditujukan
untuk hal-hal yang bersifat rohani seperti pertumbuhan rohani, pelayanan
rohani, perkembangan iman!
Karunia
dan talenta yang berbeda-beda itu harus disyukuri oleh yang menerimanya, dan
harus dapat dirasakan oleh sesama. Talenta dan karunia itu bukan untuk diri
kita sendiri, tetapi juga diberikan untuk kesejahteraan sesama. Setiap anugerah
yang diperoleh itu harus dapat dibagikan kepada orang lain! Harus diakui,
banyak orang yang berbakat menjadi sombong, angkuh jatuh ke lembah kegelapan
yang menjadikan hidupnya menjadi hancur, seperti dikalangan selebritis!
Firman
Tuhan mengajak kita semua, agar mampu mesyukuri setiap talenta dan karunia yang
diberikan Tuhan Kepada kita! Dengan apa kita mesyukuri? Ayat 6-8 : “karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah
kita malakukannya dengan dengan iman kita. Jika karunia itu untuk melayani,
baiklah kita melayani, jika karunia itu untuk mengajar, baiklah kita mengajar,
jika karunia ituuntuk menasehati baiklah kita menasehati”. Artinya, karunia
yang kita peroleh itu tidak boleh kita pendam, tetapi harus disalurkan atau
dibagikan kepada orang lain.
Nas
ini lebih menekankan karunia dari pada talenta atau bakat! Namun keduanya ini
tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Keduanya kita bagikan untuk kepentingan
pertumbuhan dan pendewasaan iman kepada Tuhan.
Orang yang berbakat dan yang memiliki
karunia itu harus mampu mempersembahkan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan. Talenta
dan karunia yang dimilikinya harus dibagikan dengan jujur, iklas, rajin dan
dipenuhi sukacita, bukan dengan sungut-sungut atau keterpaksaan atau melihat
imbalan atau jasa. Maka dalam ayat 8b dikatakan: “Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan
hati yang iklas; siapa yang member pimpinan, hendaklah ia melakukannya degan
rajin; siapa yang menunjukkan kemurahna, hendalaklah ia melakukannya dengan
jujur”. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita terima dari Tuhan, kita
berikan untuk kemuliaan Tuhan dan kesejateraan umat manusia!
Bahan Diskusi:
1.
Apakah kamu sudah
mengenal talenta dan karunia yang diberikan Tuhan kepadamu?
2.
Mengapa talenta dan
karunia setiap orang itu berbeda-beda?
3.
Bagaimana kamu
memahami perbedaan yang ada dalam kehidupan ini?
Padangsidimpuan,
25 Maret 2012
Pdt. Fortunate S Siagian, STh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar