Sabtu, 21 April 2012


TUHAN MENJAWAB SETIAP PERMOHONAN ORANG PERCAYA
(Mazmur 21: 4-7)

1.       Diskusi tentang permohonan kepada Tuhan atau doa kepada Tuhan akan tetap hangat di dalam persekutuan orang-orang Kristen. Sebab orang Kristen terus menerus belajar untuk memahami kehendak Tuhan. Maka banyak pertanyaan dari orang-orang Kristen jika dalam persekutuannya membahas tentang doa, antara lain: Bagaimana doa yang diterima oleh Tuhan? Bagaimana sikap dari orang percaya, supaya doanya diterima oleh Tuhan? Apakah setiap permohonan kita di dengar dan dijawab oleh Tuhan?
2.       Banyak orang Kristen memberi jawaban akan pertanyaan di atas. Ada yang mengatakan bahwa doa dan permohonan orang Kristen itu pasti di dengar oleh Tuhan. Dan jawaban Tuhan akan doa setiap orang adalah YA, TIDAK, TUNGGU!  Ada juga yang berpendapat lain, bahwa doa setiap orang pasti di dengar dan di jawab oleh Tuhan! Bahkan jawaban Tuhan itu jauh lebih besar dari apa yang kita minta. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam Efesus 3: 20: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak  dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita”. Dalam kitab Yohanes 14: 12-14  dikatakan: “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melalukannya, supaya bapa dipermuliakan di dalam nama Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukanNya”.
3.       Mari kembali membaca Kitab Mazmur 21: 4-7 ini: Tuhan menjawab setiap doa dari pada Daud. Jawaban Tuhan itu jauh lebih besar dari apa yang di minta oleh Daud.  Tuhan memberikan kepada Daud “berkat melimpah”, “Mahkota dari emas tua di atas kepalanya” (mahkota ini sebagai symbol dari takhta kerajaan”. Artinya Allah mengurapi Daud sebagai Raja atas bangsa Israel), “hidup di minta oleh Daud, Tuhan memberikan hidup dan umur panjang”. “Tuhan memberikan wibawa kepada Daud, sehingga ia di hormati”. “Tuhan menjadikan Daud sebagai saluran berkat kepada umat manusia”. Setiap karunia yang diberikan oleh Tuhan menjadikan hidup Daud penuh dengan suka cita.
4.       Tuhan senantiasa menjawab setiap permohonan orang yang setia dan percaya KepadaNya. Daud adalah seorang yang setia dan percaya kepada Tuhan. Dalam setiap perjalanan hidupnya, ia bersama dengan Allah. Setiap pergumulan yang dialaminya, ia serahkan kepada Tuhan. Tuhan juga memberikan waktu atau kesempatan kepada Daud untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya. Umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya (ayat 5) bukanlan waktu kekelan, melainkan kesempatan. Sehingga boleh dikatakan bahwa Daud ini adalah orang yang memasrahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.
5.       Tuhan akan menepati janji-setiaNya dan menjawab setiap perhomonan yang percaya kepadaNya. Sebagaimana Tuhan katakana kepada Daud: “mintalah apa yang hendak kuberikan kepadamu” (1 Raja-raja 3:5) dan “mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu”  (Mazmur 2: 7; bnd. Mazmur 20: 2, 5).
6.       Orang percaya juga harus ingat bahwa apa yang ia minta kepada Tuhan bukanlah untuk menjadikan takut  kepadanya, atau supaya orang menganggap dia pintar dan hebat. Dalam setiap permohonan orang percaya harus mewartakan keagungan kuasa, kumurahan dan kebesaran kasih setia (anugerah) Tuhan. Jawaban Tuhan atas doa orang percaya, semakin menyadarkan orang percaya bahwa ia tidak punya arti apa-apa jika bukan Tuhan yang menolongnya. Ia menjadi berarti karena Tuhan telah menolong dan menopangnya. Dan jawaban Tuhan atas doa orang percaya dapat dirasakan oleh orang lain. Artinya, orang lain dapat melihat keagungan, kebesaran dan kemuliaan Tuhan di dalam jawaban Tuhan atas doanya.
7.       Ketika kita berdoa dan memohon kepada Tuhan; apa yang terdapat dalam hati nurani kita yang terdalam? Apa kita berdoa dan memohon kepada Tuhan adalah untuk memuaskan keinginan hati kita atau mewartakan keagungan kasih setia Tuhan?


Padangsidimpuan, 22 April 2012
Pdt. Fortunate Sukses MM Siagian, STh

KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
(Lukas 24: 1-12)

Banyak orang tidak percaya akan kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan itu sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak masuk logika manusia. Maka penulis Kitab Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes sama-sama menekankan bahwa Kebangkitan Yesus Kristus adalah sesuatu yang sulit dipercaya oleh orang-orang dekat Yesus Kristus, seperti kaum perempuan dan para murid.

Tiap kali  membaca kebangkitan Yesus Kristus yang tertulis dalam Kitab Lukas 24: 1-12; Markus 16: 1-8; Matius 28: 1-10; Yohanes 20: 1-18, bahwa peristiwa kebangkitan Yesus Kristus sebagai tanda mujizat Allah. Artinya, walaupun kebangkitan Yesus Kristus itu tidak masuk akal manusia, tetapi hal itu benar-benar terjadi. Peristiwa kebangkitan itu memiliki fakta sejarah:

Pertama: Saksi Pertama. Peristiwa kebangkitan Yesus Kristus memiliki saksi, yaitu kaum perempuan yang bernama Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu Yakobus (menurut Injil Lukas); Maria Magdalena dan Maria yang lain (menurut Injil Matius); Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus; dan Salome (Menurut Injil Markus); Maria Magdalena (menurut Injil Yohanes). Para saksi ini bermaksud untuk merempahi mayat Yesus dengan wewangian sebagai bukti cinta kasih mereka kepada Yesus. Namun maksud mereka itu tidak terlaksana karena kubur Yesus telah kosong.

Kedua: Batu Besar Penutup Kubur Yesus Kritus telah terguling. Ini juga menunjukkan fakta sejarah akan kebenaran kebangkitan Yesus. Mengapa batu besar itu juga diberitakan oleh penulis Injil? Karena batu besar itu tidak mungkin digulingkan oleh satu atau dua orang, apalagi mereka kaum perempuan.

Ketiga: Ketakutan yang mencekam. Kaum perempuan yang menyaksikan kubur Yesus yang telah kosong mengalami ketakutan yang luar biasa. Hal ini dapat dipahami karena peristiwa demikian belum pernah mereka saksikan.

Keempat: Saksi kedua. Karena rasa takut yang meliputi kaum perempuan maka peristiwa kebangkitan Yesus itu hanya diceritakan kepada murid-murid Yesus. Hal ini juga dapat dipahami, jika peristiwa kebangkitan itu diceritakan kepada orang banyak akan dapat menimbulkan keributan atau huru hara yang memungkinkan kaum perempuan itu dituduh mencuri mayat Yesus dan  untuk mengurangi tekanan dari orang banyak antara lain pemerintah Romawi dan para imam besar Yahudi kepada pengikut Yesus.  Supaya pemberitaan kaum perempuan itu tidaklah mengada-ada, dengan segera mereka memberitahukan kepada para murid. Sebab para murid Yesus sudah lebih lebih mengenal Yesus dan lebih mengetahui akan peristiwa kematian Yesus Kristus. Pemberitaan kaum perempuan bagi sebagian besar dari para murid adalah berita omong kosong atau mengada-ada. Sebagian kecil saja dari para murid yang meresponi pemberitaan itu dengan positif.

Kelima: Kain Kafan Yesus. Salah satu dari para murid yang pergi melihat kubur Yesus yang telah kosong itu adalah Petrus. Di dalam kubur itu, Petrus menemukan kain kafan yang dipakaikan kepada mayat Yesus. Barang bukti ini menunjukkan bahwa cerita kaum perempuan itu sunguh-sungguh benar terjadi.

Dengan fakta sejarah ini menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus Kristus adalah benar-benar terjadi. Bagaimana mau memahami dan meyakini fakta sejarah ini dalam era informasi? Untuk memahami dan meyakini peristiwa kebangkitan Yesus Kristus pada era informasi  adalah dengan merenungkan Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Sebagaimana kaum perempuan itu menanggapi perkataan dari dua orang yang berpakaian yang berkilau-kilauan: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakanNya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga. Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu (Ayat 5-8).


Padangsidimpuan, 08 April  2012
                                                                                                Pdt. Fortunate S Siagian, STh 



MENSYUKURI ANUGERAH TUHAN
(ROMA 12: 6-8; EPISTEL: MATIUS 25: 14-30)

Anugerah Tuhan pasti berbeda bagi setiap orang! Anugerah ini sering disebut dengan talenta! Namun talenta dan anugerah itu berbeda! Herman Musakabe, dalam bukunya yang berjudul: “Mengembangkan talenta Untuk Sesama” disebutkan bahwa talenta atau bakat adalah rahmat (biasa) dari Roh, sedangkan karunia (anugerah) rahmat istimewa dari Roh. Talenta diberikan sejak kelahiran secara alami, karunia diberikan sejak kelahiran baru ketika pembaptisan. Talenta merupakan anugerah yang bersifat alami, karunia merupakan anugerah rohani! Talenta lebih ditujukan untuk kesejahteraan manusia dan sesame (pengajaran, ilmu pengetahuan, kemasyarakatan, kepemimpinan, hiburan, inspirasi tingkat alami). Sedangkan anugerah/karunia lebih ditujukan untuk hal-hal yang bersifat rohani seperti pertumbuhan rohani, pelayanan rohani, perkembangan iman!

Karunia dan talenta yang berbeda-beda itu harus disyukuri oleh yang menerimanya, dan harus dapat dirasakan oleh sesama. Talenta dan karunia itu bukan untuk diri kita sendiri, tetapi juga diberikan untuk kesejahteraan sesama. Setiap anugerah yang diperoleh itu harus dapat dibagikan kepada orang lain! Harus diakui, banyak orang yang berbakat menjadi sombong, angkuh jatuh ke lembah kegelapan yang menjadikan hidupnya menjadi hancur, seperti dikalangan selebritis!

Firman Tuhan mengajak kita semua, agar mampu mesyukuri setiap talenta dan karunia yang diberikan Tuhan Kepada kita! Dengan apa kita mesyukuri? Ayat 6-8 : “karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita malakukannya dengan dengan iman kita. Jika karunia itu untuk melayani, baiklah kita melayani, jika karunia itu untuk mengajar, baiklah kita mengajar, jika karunia ituuntuk menasehati baiklah kita menasehati”. Artinya, karunia yang kita peroleh itu tidak boleh kita pendam, tetapi harus disalurkan atau dibagikan  kepada orang lain.

Nas ini lebih menekankan karunia dari pada talenta atau bakat! Namun keduanya ini tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Keduanya kita bagikan untuk kepentingan pertumbuhan dan pendewasaan iman kepada Tuhan.

Orang yang berbakat dan yang memiliki karunia itu harus mampu mempersembahkan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan. Talenta dan karunia yang dimilikinya harus dibagikan dengan jujur, iklas, rajin dan dipenuhi sukacita, bukan dengan sungut-sungut atau keterpaksaan atau melihat imbalan atau jasa. Maka dalam ayat 8b dikatakan: “Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang iklas; siapa yang member pimpinan, hendaklah ia melakukannya degan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahna, hendalaklah ia melakukannya dengan jujur”. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita terima dari Tuhan, kita berikan untuk kemuliaan Tuhan dan kesejateraan umat manusia!

Bahan Diskusi:

1.         Apakah kamu sudah mengenal talenta dan karunia yang diberikan Tuhan kepadamu?
2.         Mengapa talenta dan karunia setiap orang itu berbeda-beda?
3.         Bagaimana kamu memahami perbedaan yang ada dalam kehidupan ini?


Padangsidimpuan, 25 Maret 2012
                                                                                                Pdt. Fortunate S Siagian, STh 

Sabtu, 31 Maret 2012


Mengikut Yesus Dalam Era Informasi
(Lukas 9:22-27)

Teknologi informasi selalu menyuguhkan hal-hal yang serba cepat (instan). Misalya di bidang pekerjaan, materi atau uang. Teknologi informasi menawarkan bisnis online”, yang di dalamya ada roh kemewahan! Demikian juga, dalam bidang peralatan atau teknologi. Teknologi informasi selalu menawarkan alat-alat yang membuat manusia tidak perlu mengeluarkan energinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Dan alat-alat itu dapat diperoleh dengan mudah,yaitu dengan mencicil (kredit).

Satu sisi dapat dikatakan; apa yang ditawarkan oleh Teknologi Informasi berdampak positif dalam kehidupan manusia. Namun kadang kala manusia tidak menyadari dampak negatif dari kemajuan teknologi itu. Jika Manusia menganalisa sesuatu yang ditawarkan teknologi informasi itu mengandung  kosumerisme (Kemewahan), Materialisme. Artinya, segala sesuatu itu dapat diperoleh seseorang, jika ia mempunyai uang atau materi!

Lalu apa kaitannya dengan nats ini? Sekali lagi, tanpa disadari teknologi informasi dapat merusak spritualitas manusia! Dalam ayat 25 dikatakan: “apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”. Sementara teknologi informasi menawarkan bagaimana seseorang itu dapat memiliki atau menguasai seluruh dunia? Jika seorang dapat menguasai seluruh dunia hidupnya tidak akan capek dan merasa enak.

Pertanyaan selanjutnya untuk memahami nas ini: Adakah jaminan  jika seseorang itu dapat memiliki seluruh dunia, ia telah berbahagia atau bersukacita? Tidak ! Sebab kebahaagiaan letaknya dalam diri (internal). Sama halnya dengan makanan: Apakah makanan enak itu sudah bergizi atau sehat? Makanan yang sehat tidak diukur dari “ rasa”. Namun makanan sehat itu ditentukan oleh “ kadar” yang terdapat dalam makanan itu.

Jika dibandingkan dengan orang tua. Orang tua  akan merasa bahagia dan bersukacita jika anaknya bisaa dibimbing menjadi orang yang berhasil. Demikian halnya dengan seorang guru. Ia akan merasa bahagia dan bersukacita jika ia dapat mendidik anak muridnya sampai lulus dengan nilai yangn baik dan memiliki karakter baik. Orang tua dan guru yang baik itu pasti mengeluarkan energy dalam mendidik anak dan muridnya. Dengan kata lain, orang tua dan guru tersebut akan mengeluarkan apa yang ada dalam dirinya untuk keberhasilan anak dan muridnya. Walaupun demikian, mereka akan merasakan kebahagiaan dan sukacita.

Dalam hal mengikut Yesus juga demikian: kita akan merasa bahagia dan bersukacita jika kita menyerahkan diri ke dalam ‘ syalom Allah” atau “ damai sejahtera Allah”. Untuk menciptakan damai sejahtera Allah itu. Sebagai  pengikut Yesus harus mampu hidup sederhana ( band. Filp. 2: 5-11) dengan cara sebagai  berikut:

1.      Menyangkal dirinya: Mengutamakan kesejahteraan banyak orang
2.      Memikul salib: menerima kenyataan hidup
3.      Mengikut Kristus : Setia pada Kristus.

Setiap pengikut Yesus yang melakukan pesanNya akan melihat dan menikmati Kerajaan Allah sebelum ia mati yaitu : kasih, keadilan, damai dan sukacita (band. Gal. 5:22-23).

Padangsidimpuan, 31 Maret 2012

Minggu, 11 Maret 2012


PERSEMBAHAN YANG BERKENAN DI HATI TUHAN
(Renungan: Lukas 21: 1-4; Epistel: 1 Korintus 1: 18-25)


Setiap persekutuan orang-orang Kristen selalu diadakan pengumpulan persembahan dalam ibadah-ibadahnya. Berbagai ibadah atau kebaktian di gereja kita (HKBP Immanuel) selalu diadakan pengumpulan persembahan, seperti Kebaktian Minggu, PA Sekolah Minggu, PA Remaja, PA Pemuda, PHD Kaum ibu dan lain-lain. Mungkin banyak dari jemaat (orang Kristen) yang kebingungan, karena tidak tahu apa arti dan makna persembahan itu! Sebab di dalam Kekristenan sekarang ini, termasuk dalam di gereja kita ada istilah. Misalnya Pelean IA, IB, II, Persembahan, Pelean bulanan/Tahunan (taon), ucapan syukur, perpuluhan, sumbangan, gugu toktok ripe dan masih banyak lagi istilah lain! Akibatnya, tidak jarang jemaat yang bersungut-sungut dalam hal memberi persembahan tersebut, dengan berkata: duit, duit, duit lagi!

Untuk siapa persembahan yang dikumpulkan umat itu? Untuk Tuhan atau Manusia? Apa Tuhan butuh sumbangan dari manusia? Mungkin ada yang berpransangka bahwa pertanyaan-pertanyaan ini “konyol” dan tidak perlu dijawab! Sebenarnya,  persembahan yang diberikan umat itu adalah untuk Tuhan! Umat meresponi doa persembahan itu, dengan menyanyikan BE HKBP 204: 2: Nasa na nilehonMi Tondi ro di pamatangku. Hosa dohot gogongki Ro di saluhut artangku. Hupasahat i tu Ho Na so unsatonku do. (Tuhan, karuniaMu, roh dan jiwaku semua. Nyawa juga hidupku, harta milikku semua. Kuserahkan padaMu, untuk selama-lamanya). Namun yang perlu diketahui, bahwa persembahan itu dipakai oleh gereja (umat) untuk pekerjaan dan pelayanan Kerajaan Tuhan di dunia ini. Artinya, persembahan itu dipergunakan untuk pemberitaan Injil atau mewartakan Kerajaan Allah dengan berbagai pelayanan yang dilakukan oleh gereja!

Nilai dan makna persembahan itu adalah bahwa:
1.   Tuhan adalah sumber hidup dan kehidupan: Persembahan itu buah dari iman
2.   Penyerahan Diri kepada Tuhan: Persembahan itu sebagai ucapan syukur akan berkat Tuhan
3.   Tanda ketaatan kepada Allah
4.   Tanda cinta kasih: Persembahan menunjukkan cinta kasih dan kerelaan berbagi untuk sesama

Dalam nats ini (Lukas 21: 1-4), Yesus memperbandingkan persembahan orang-orang kaya dengan persembahan seorang Janda Miskin. Yesus berkata: ”sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu”. Mengapa Yesus berkata demikian? Ada apa dengan persembahan janda miskin itu?  Yesus bukan melihat dari kuantitas (jumlah) yang diberikan oleh seseorang itu. Tetapi Yesus melihat Kualitas (mutu) dari seseorang itu! Dalam diri seorang janda miskin itu terdapat Pengakuan (iman) bahwa Allah sebagai sumber hidup dan kehidupan; terdapat penyerahan diri secara totalitas (sepenuhnya) kepada Allah; ada ketaatan kepada Allah, ada cinta kasih (pengorbanan).  Sementara Yesus melihat dalam diri orang-orang kaya tersebut tidak terdapat seperti yang ada dalam diri seorang janda miskin itu. Yesus melihata dalam diri orang-orang kaya tersebuat ada keangkuhan dan kesombongan.

Bahan Diskusi:
1.         Sebagai anak-anak remaja, Apa yang telah kamu persembahkan kepada Tuhan?
2.         Sebagai anak-anak remaja, apa yang kamu lakukan supaya persembahan yang kamu berikan itu berkenan kepada Tuhan?
3.         Bagaimana persembahan yang benar itu?

Padangsidimpuan, 11 Maret 2012

Pdt. Fortunate Sukses MM Siagian, STh

ANDA MAU KELUAR DARI KEKUATIRAN?
1 PETRUS 5: 7

Banyak orang yang terombang-ambing dalam perjalanan hidupnya atau lautan kekuatiran. Sebab kekuatiran itu merupakan indikasi utama kecemasan. Banyak factor  yang membuat manusia merasa kuatir dalam hidupnya; antara lain: masa depan yang tidak menentu, misalnya masalah pekerjaan; karena perubahan za,am yang begitu cepat.

Dr. Thomas Borkovec yang terkenal dengan sebutan Dr. Kuatir medefenisikan “kekuatiran merupakan serangkaian pikiran dan gambaran-gambaran yang menghasilkan perasaan-perasaan negative. Pikiran –pikiran tersebut tidak dapat terkonrol, dan berkaitan dengan suatu masalah tertentu yang tidak pasti. Biasanya, para penguatir yakin bahwa kemungkinan besar akan terjadi satu hal atau lebih bersifat negative”.

Ciri-ciri Kekuatiran:

1.   Kekuatiran berhubungan dengan masa  yang akan datang: Kekuatiran yang diakibat dari kesalahan atau perbuatan yang keliru di masa lalu.
2.   Kekuatiran merupakan suatu bentuk perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri: para penguatir merasa bahwa sesuatu masalah yang terjadi pada dirinya ada kaitan dengan orang lain, tetapi sebenarnya, itu terjadi karena pikiran-pikiran negative yang bersifat pribadi. Akibatnya para penguatir biasa merasa sendirian dan kesepian.
3.   Kegelisahan  yang terus menerus
4.   Hilangnya daya tahan atau tingkat toleransi p0enderita terhadap stress: Para penguatir tidak dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang menekan bathinnya.
5.   Para penguatir terombang-ambing oleh berbagai pikiran yang sangat mengerikan dan mereka tidak mampu menghentikan  pikiran yang kacau tersebut.

Kekuatiran dan kecemasan dalam tingkat tertentu dapat berguna dalam kehidupan setiap orang, misalnya ketika akan menghadapi ujian di sekolah. Dengan ada rasa kuatir tersebut, seseorang akan mempersiapkan dirinya dengan melakukan kesungguhan belajar dan latihan. Namun yang mau kita bahas dalam diskusi ini adalah kekuatiran yang dapat menggangu kepribadian seseoarang dan orang lain.

Sekarang, bagaimanakah keluar dari kekuatiran yang dapat melumpuhkan seseorang? Firman Tuhan berkata: “serahkanlah segala klekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5: 7). Dari nats ini, seseorang dapat keluar dari kekuatirannya dengan cara:

1.     Mengeluarkan “beban” atau “pikiran-pikiran” yang mengganggu dalam hidupnya. Hal itu dapat dilakukan dengan berdoa kepada Tuhan atau sharing kepada Tuhan.
2.     Berpikir positif atau positive thinking: memikirkan hal-hal yang indah dan benar.
3.     Pengharapan: Hidup dan dunia ini bukanlah milik kita, namun milik Allah. Seseorang yang menyadari hidup dan dunia ini bukan miliknya, ia akan hidup dalam kepasrahan kepada Tuhan. Kepasrahan tersebut menimbulkan ketekunan dan pengharapan akan pemeliharaan Tuhan.

Kolose 3:5-17
TUHAN MENGUBAHKU MENJADI MANUSIA BARU

Sesungguhnya, hati nurani manusia itu tidak pernah menginginkan hal-hak yang jahat. Sebaliknya, hati nurani manusia itu selalu menginginkan kebaikan dalam dirinya dan kepada sesamanya. Maka sangat mendengar, bahwa “bayi itu digambarkan dengan seputih Kertas atau seputih salju”! Sehingga bayi itu disebut “orang yang tidak berdosa”. Paham ini dimunculkan oleh para ahli Psikologi dan aliran Kristen yang fundamental. Mereka memahami bayi itu belum bisa membedakan hal yang baik dan yang jahat. 

Dalam pemahaman Kristen Protestan bahwa setiap orang telah diliputi oleh dosa tanpa membedakan usia seseorang (Baca dan pahami: Kejadian 3, yang sering disebut dengan dosa warisan). Akibat dari dosa itu adalah “ketakutan, rasa malu, kesusahan atau kematian”! KETIKA MANUSIA MENGHINDAR DARI AKIBAT DOSA INI! KETIKA ITU JUGA MANUSIA JATUH DALAM KESESATAN! Contohnya; ketika seseorang menghindar dari kesulitan yang dialaminya, seperti kesulitan ekonomi, maka ia akan melakukan hal-hal yang jahat seperti mencuri (korupsi), merampok, membunuh, melacurkan diri, bunuh diri, dan lain sebagainya. Ada juga orang yang menginginkan Wibawabnya tidak runtuh, mempertahankan kuasa atau jabatannya tersesat dengan dosa atau kecemaran. Sebagaimana yang dikatakan oleh  Charles Darwin dalam Teori evolusinya, “siapa yang bertahan itulah yang kuat” (survive of fittes). 

Sebagai orang Kristen yang setia mengikut Yesus Kristus hendaknya kita memahami dan mengimani bahwa Ketakutan (kekuatiran), rasa malu, kesusahan (kematian) telah Tuhan kalahkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus!

Dengan mengimani Penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus akan dunia ini maka kita akan mampu “mematikan”:
·            Segala sesuatu yang duniawi dalam diri, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, dan segala bentuk penyembahan berhala (Ayat 5)
·            Semua yang mendatangkan Murka Tuhan (Ayat 6)
·            “membuang” dari dalam diri amarah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor dan dusta atau kebohongan (Ayat 8-9)
Setiap orang yang setia mengikut dan Mengimani Yesus Kristus akan dimampukan untuk:
·            Memperbaharui diri senantiasa atau terus menerus menuju kesempurnaan dengan pengetahuan akan kebenaran Ilahi/menurut gambar Khaliknya (Ayat 10)
·            Menghilangkan pengkotak-kotakan/ Diskriminasi (Ayat 11)
·            Mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran
Pokok Diskusi:
·            Kaum Remaja disebut masa “transisi” atau “peralihan”. Dalam masa peralihan ini kaum remaja sangat gampang diombang-ambingkan oleh roh-roh dunia ini! Agar kaum remaja dalam masa peralihannya tetap mampu menjaga kesucian atau kekudusannya sebagai pengikut Yesus Kristus; apa yang harus dilakukannya dalam kehidupannya setiap hari?
·            Hal-hal apa yang dilakukan oleh remaja untuk memperbaharui hidupnya!
Padangsidimpuan, 04 Maret 2012
Pdt. Fortunate SMM Siagian, STh